"> Sejarah Tinta Ditemukan - Manxigroup.com - Toko Printer Murah
Senin s/d Jumat buka jam 08:00 WIB - 16:00 WIB, Sabtu jam 08:00 WIB - 13:45 WIB, Minggu & Hari Besar Libur
Pembelian sebelum jam 14:00 barang akan dikirimkan hari itu juga kecuali barang pre order. Selebihnya akan dikirimkan hari kerja berikutnya. Untuk pengiriman via GO-SEND (Wilayah Solo) bisa menghubungi kami, pengiriman via GO-SEND dilayani maksimal sampai dengan jam 15:00. Jika ada pertanyaan tentang stock atau produk yang tidak tertera di website bisa langsung hubungi kami. Selamat berbelanja di Manxigroup
Beranda » Artikel » SEJARAH TINTA, NYATANYA PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INDONESIA

SEJARAH TINTA, NYATANYA PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INDONESIA

Diposting pada 2 July 2022 oleh Admin Manxigroup | Dilihat: 146 kali

MANXIGROUP.COM – Sejarah Tinta Pertama Kali Ditemukan. Entah sadar atau tidak, tinta selalu hadir di sekitar kita. Dari awal belajar tulis menulis sampai dengan urusan cetak mencetak tidak pernah lepas dari penggunaan tinta, apapun jenisnya. Begitu pentingnya pemakaian tinta dalam keseharian kita, apakah manxivers tahu bagaimana tinta ini pertama kali ditemukan? Di artikel berikut akan kita bahas sejarah awal penggunaan tinta di seluruh dunia sampai akhirnya  kita gunakan sampai sekarang!

SUDAH DIGUNAKAN DI INDONESIA SEJAK 45.500 TAHUN LALU

Siapa sangka, nenek moyang kita di Indonesia sudah mengenal tinta sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lukisan gua di area perbukitan batu kapur Maros, tepatnya di gua Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan.

lukisan tinta tertua di dunia

lukisan gua tertua di dunia di temukan di Leang Tedongnge Indonesia

Lukisan gua tertua di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan (Foto: A. A. Oktaviana, ARKENAS/Griffith University)

Lukisan berbentuk babi kutil Sulawesi ini diperkirakan berumur setidaknya 45.500 tahun. Lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan cat dari pigmen oker merah tua yang umum digunakan saat itu. Pada masa itu pula, mereka juga menggunakan bahan-bahan seperti mangan untuk membentuk warna hitam, dan juga bahan lain seperti getah tumbuhan dan darah hewan. Melihat temuan ini, kita semestinya patut bangga, karena sejak dahulu kala leluhur bangsa Indonesia telah mengenal dan mengembangkan kesenian dalam kesehariannya dan terus mengakar sampai saat ini.

PERKEMBANGAN TINTA DI WILAYAH ASIA

Menjadi salah satu pusat peradaban dunia, China kala itu juga mengembangkan tinta untuk menghitamkan permukaan yang timbul dari gambar atau tulisan yang terpahat diatas batu sejak 5000 tahun yang lalu. Tinta yang digunakan merupakan campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak, dan gelatin dari kulit binatang, serta darah hewan yang dibekukan.

tulisan naskah kharosthi dengan masi

penulisan naskah kuno kharosthi dengan tinta yang disebut masi

Naskah Kharosthi (Sumber: worldhistory.org )

Lain halnya di India, sejak abad ke-4 sebelum masehi, mereka menggunakan tinta yang disebut dengan masi. Masi terbuat dari berbagai bahan seperti tulang yang dibakar, karbon cair, dan semacam lem hewan. Praktek penggunaan masi dikuatkan dengan temuan naskah kuno India yang ditulis dalam Kharosthi di wilayah Xinjiang, Cina.

Namun seiring berjalannya waktu, tinta di India ini lebih banyak menggunakan bijih merkuri daripada karbon. Mengapa? Karena meski tinta dengan bahan karbon sebenarnya memiliki daya tahan yang baik, tinta ini membutuhkan kertas berdaya serap tinggi. Bila tidak, maka lapisan tinta akan mengelupas permukaannya dan berubah menjadi serpihan.

AWAL PEMAKAIAN TINTA DI YUNANI, ROMAWI, DAN EROPA

Berlanjut pada masa kerajaan Yunani dan Romawi, pesatnya ilmu pengetahuan pada saat itu juga mendorong pemakaian tinta baik untuk menulis maupun menggambar. Pada awalnya, tinta dibuat menggunakan jelaga, lem dan air. Meskipun bahan-bahan tersebut tidak merusak kertas, tinta menjadi tidak tahan lembab dan mudah luntur.

Akhirnya pada sekitar 1600 tahun yang lalu, resep tinta yang baru mulai diperkenalkan. Resep ini kemudian  disebut sebagai iron gall ink karena bahan-bahan pembuatannya. Tinta iron gall terbuat dari empat bahan utama: tanin yang berasal dari oak gall atau manjakani, besi sulfat, gum arab dari getah pohon akasia, dan air atau wine.

Buku catatan pengangkutan darat abad ke-17 yang ditulis menggunakan tinta iron gall (Foto: NYC Municipal Archives Collections)

Tinta iron gall banyak digunakan unuk berbagai macam tulisan, manuskrip, lukisan, catatan, dan lain sebagainya. Karena saking populernya, tinta ini digunakan dalam rentang waktu yang lama, dari abad ke-5 hingga abad ke-19. Walaupun sangat terkenal digunakan pada masa itu, tinta iron gall ternyata memiliki sifat korosif. Setelah ditulis ke dalam kertas, perkamen, atau vellum, tinta ini perlahan-lahan akan menggerogoti permukaannya, lalu mengikis halaman kertas itu sendiri. Oleh karena itu banyak dokumen kuno yang ditemukan sudah terkikis dan rusak karena penggunaan tinta tersebut.

PENEMUAN TINTA CETAK

Penemuan tinta cetak diawali oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1440-an di Eropa. Gutenberg yang seorang pandai emas menciptakan mesin cetak mekanik pertamanya untuk memproduksi massal surat-surat indulgensi dan pencetakan alkitab pada masa itu.

Replika mesin cetak Gutenberg dan cara penorehan tinta di plat cetak (Sumber: glencairnmuseum.org)

Berabad-abad sebelum mesin cetak Gutenberg ada, buku-buku dan naskah-naskah yang ada pada saat itu ditulis tangan dengan tinta berbahan dasar air. Tinta berbahan dasar air sangat cocok untuk menulis diatas perkamen atau vellum, tapi tidak dengan mesin cetak temuan Gutenberg ini.

Mesin cetak gutenberg membutuhkan tinta dengan tingkat kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinta berbahan dasar air. Tinta berbahan dasar air tidak mampu menempel di plat cetak dari logam yang berisikan huruf-huruf yang akan dicetak.

Hingga akhirnya, Gutenberg membuat tintanya sendiri dari bahan bahan berupa minyak dari biji rami, minyak kenari, resin, pitch (ter), jelaga, dan vermilion. Tinta jenis ini juga sangat populer dan dipakai terus hingga 300 tahun lamanya dengan beberapa perubahan pada komposisinya.

PENGGUNAAN TINTA DI ERA MODERN

Setelah mengalami proses yang cukup panjang, barulah sekitar awal abad ke-20, tinta diproduksi menggunakan bahan-bahan dengan proses kimia yang lebih rumit.

Di masa sekarang ini, tinta dibuat dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti bentuk permukaan yang akan dicetak, proses pencetakan, dan berbagai persyaratan khusus misalnya warna, kapasitas, transparansi, tingkat kecerahan, dan sebagainya.

Begitu pula dengan tinta cetak atau tinta printer. Dari yang awalnya berisikan bahan sederhana temuan Gutenberg diatas hingga sekarang dengan bahan yang lebih kompleks dengan jenis yang bervariasi seperti dye, pigmen, sublime, art paper dan sebagainya.

Nah bagi yang mau nyari tinta printer yang terbukti kualitasnya bisa merapat ke Manxi Printer terdekat. Disini ada tinta Elkasa yang sudah diformulasikan khusus untuk berbagai merk printer yang ada di pasaran. Tinta Elkasa juga hadir dengan berbagai macam varian seperti dye, pigmen, art paper, dan sublime. Bagi yang penasaran bisa langsung WA ke 0895-2978-8808 atau kunjungi Manxi Printer Store terdekat di kota Anda.

Demikian penjelasan sejarah awal mula tinta sampai yang kita gunakan saat ini. Kalau ada pertanyaan bisa tulis di kolom komentar, kita bisa diskusi lebih lanjut disana. Sekian, semoga bermanfaat.

Bagikan informasi tentang SEJARAH TINTA, NYATANYA PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INDONESIA kepada teman atau kerabat Anda.

SEJARAH TINTA, NYATANYA PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INDONESIA | MANXIGroup.com

Belum ada komentar untuk SEJARAH TINTA, NYATANYA PERTAMA KALI DIGUNAKAN DI INDONESIA

Silahkan tulis komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Mungkin Anda tertarik produk berikut ini:
SIDEBAR