">
MANXIGROUP.COM | TOKO CCTV MURAH DI SOLO – JUAL CCTV DI SOLO – PAKET CCTV MURAH DI SOLO, SUKOHARJO, SRAGEN.
Pada sebuah jurnal penelitian disebutkan bahwa 65 % gangguan pada sebuah instalasi CCTV berawal dari kabel coaxial. Hal ini termasuk jeleknya kualitas kabl yang digunakan, salah memilih kabel, cara penyambungan yang kurang baik dan juga pemilihan konektor yang tidak tepat. Masalah teknis lainnya adalah power supply yang kurang baik dan lingkungan yang kurang mendukung seperti drop tegangan, system grounding yang tidak baik menyumbang 27 % dari penyebab gangguan CCTV. 7% lainnya disebebkan oleh kesalahan konfigurasi dan setting instalasi CCTV.
Dari data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab terbesar instalasi CCTV adalah kabel coaxial merupakan penyebab terbesar gangguan CCTV dan memegang peranan penting didalamnya. terdapat tiga jenis kabel coaxial yang digunakan pada system CCTV yaitu RG-59, RG-6 dan RG-11. Lalu, bagaimanakah meminimalisir masalah yang ditimbulkan pada instalaasi kamera CCTV anda ?
Kabel Coaxial
Biasanya kabel coaxial menggunakan kode RG. RG merupakan singkatan dari Radio Guide. Pada kabel RG-59/U misalnya, 59 menyatakan diameter kabel dan impedansi 75 ohm. Sedangkan huruf U berarti universal atau umum. Walapun begitu banyak pengguna yang tidak tahu masalah kabel dan spesifikasi dan material pokonya. Padahal hal ini sangatlah penting dan sangat berpengaruh pada kinerja dan performa kamera CCTV.
Sebuah kabel coaxial terdiri dari inner conductor, dielectric insultor, woven copper shield, outer plastic sheath. Komposisi material kabel yang dikenal pada era saat ini adalah :
1. Solid Copper yaitu bahan berupa bahan tembaga
2. Al ( Alumunium)
3. CCA ( Coper Covered Alumunium ) alumunium yang dilapisi tembaga.
4. CCS ( Coper Covered Steel) merupakan besi yang dilapisi tembaga.
Untuk CCTV kabel yang baik adalah yang terdiri dari bahan tembaga baik untuk center braid conductor dan braidnya. Hal ini dikarenakan output keluaran CCTV merupakan sinyal video komposit yang merupakan frekuensi rendah apabila dibandingkan dengan sinyal televisi. Sinyal ini memerlukan kabel dengan resisitensi DC yang kecil agar terhindar dari losses. Sehingga kabel coaxial dari tembaga yang ideal dipilih untuk instalasi CCTV.
Basic Troubleshooting
Bagaimanakah bila kabel telah ditarik namun masih mengalami gangguan?. Berikut penjelasannya dan langkah-langkah penanganannya.
1. Lepaskan konektor BNC dari DVR
2. Lepaskan konektor BNC dari kamera CCTV
3. Bagian tengah dan luar BNC dihubungsingkat
4. Gunakan alat digital multitester untuk mengukur resistansi di sisi DVR.
5. Nilai resistansi kabel yang dapat diterima adalah 10-15 ohm. Sedangkan bila diperoleh nilai kurang dari 10 maka akan lebih bagus. Tetapi bila ditemukan nilai ukur melebihi 15 ohm bisa menjadi sebuah masalah lagi.
6. Melepaskan jumper disisi kamera
7. Memasukan BNC pada input DVR
8. Mengukur terminasi DVR ujung kabel kamera. Apabila saat pengukuran nilai yang muncul adalah 76-90 ohm hal ini berarti terminasi sudah benar. Bila nilai yang muncul adalah 36-52 ohm berarti terdapat dua kali terminasi. Apabila muncul nilai tersebut anda harus memeriksa sambungan T, junction box dan beberapa peralatan lain. Jika resistansi tidak terbaca maka DVR akan menampilkan no video.
Sekian artikel tentang basic troubleshooting yang sering dilupakan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Bagikan informasi tentang Basic Troubleshooting Pada CCTV Yang Sering Dilupakan kepada teman atau kerabat Anda.
Belum ada komentar untuk Basic Troubleshooting Pada CCTV Yang Sering Dilupakan