">
Manxigroup.com – Seputar Masalah Pada DVR Stand Alone. DVR Stand Alone menggunakan hard disk sebagai media penyimpanan video yang biasanya dioperasikan selama 24 jam non-stop. Bisa dibayangkan betapa seringnya jarum hard disk bergerak dari satu sektor ke sektor lainnya. Sehingga tidak heran jika proses yang berlangsung terus-menerus selama proses recording akan berdampak pada penumpukan panas atau overheat.
Kelemahan lain dari DVR Stand Alone adalah kehandalan penyimpanannya tidak sama dengan PC. Jika pada PC penyimpanan data sudah bisa tertata dengan rapi, katakanlah sistem operasi Windows ada yang namanya File Allocation Table (FAT). Sedangkan pada DVR Stand Alone sendiri belum seperti itu, sehingga tidak heran jika data rekaman pada DVR Standa Alone rentan terhadap fragmentasi (datanya bercerai berai).
Overheat dan fragmentasi diduga menjadi 2 penyebab utama dari masalah yang sering muncul selama pemakaian DVR Stand Alone. Beberapa masalah pada DVR stand alone yang sering dikeluhkan oleh pelanggan adalah sebagai berikut
Cara paling mudah untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan format ulang pada hard disk, baik format ulang dari menu DVR-nya atau format low level. Setelah hard disk diformat ulang, DVR menjadi normal seperti sediakala.
Di atas tadi disebutkan bahwa ‘dioperasikan selama 24 jam non-stop’, pertanyaannya pernahkah hard disk pada DVR ini istirahat? Jika pernah, maka tentu saa pada saat DVR sedang berhenti merekam atau powernya ketika mati. Di luar itu, tentu hard disk pada DVR bekerja selama 24 non-stop.
Namun demikian, berikut ini beberapa tips dari Manxigroup untuk membantu sobat dalam mengoperasikan DVR dengan tenang dan bebas masalah.
1. Perencanaan Durasi Perekaman
Merencanakan durasi perekaman jarang sekali dilakukan oleh orang yang memasang kamera CCTV, padahal ini sangat penting. Penetapan waktu ini disesuaikan dengan kapasitas hard disk pada DVR. Gunakanlah utility Space Calculation untuk keperluan ini, jangan asal-asalan.
Sebagai contoh jika sobat ingin memasang CCTV dengan DVR Stand Alone 4 Channel MPEg-4 berkapasitas 250GB yang akan dioperasikan pada mode Continuous (24 Jam non-stop) dengan resolusi 352×240, quality-nya sama dengan high dan frame rate 25 fps. Maka berdasarkan perhitungan Space Calculation, hard disk ini akan “habis” hanya dalam waktu 5.8 hari atau kurang dari 1 minggu.
2. Jangan Tergiur Dengan Istilah ‘Real Time’
Istilah ini mengacu pada kecepatan 25 fps yang menjadi tolak ukur kualitas DVR. Sebenarnya mode ini sangat menghabiskan memori hard disk, tapi fitur inilah yang justru banyak dipakai penjual untuk memasarkan produknya. Sobat membutuhkan kecepatan rekam 25 fps jika melihat balapan F1 atau merekam gerakan super cepat, sejujurnya menggunakan kecepatan 1 fps – 5 fps sudah cukup untuk pemasangan CCTV pada perumahan, instansi atau pabrik. Hal ini juga akan memperpanjang waktu rekaman bisa lebih lama lagi.
3. Pertimbangan Untuk Memakai Hard Disk Berkapasitas Kecil
Untuk pemasangan kamera CCTV di perumahan atau kantor sekiranya cukup dengan menggunakan hard disk kapasitas ‘kecil’ yang berkisar 160GB. Sebagai gambaran, satu hard disk 160GB sudah cukup untuk merekam 16 channel selama 1 minggu pada kecepatan 5 fps (MPEG4). Kelebihan menggunakan hard disk ukuran kecil pada umumnya lebih tahan lama (durable) dan mudah ditangani jika ada masalah.
4. Bijaklah Dalam Memilih Mode Perekaman
Salah satu kesalahan pengguna untuk menghemat hard disk adalah dengan mencampur-campur mode Motion di channel, sedangkan pada channel lainnya menggunakan mode Schedule atau Continuous. Hal ini tidak baik, ketahuilah bahwa semakin banyak mode yang dipilih maka dicurigai akan menimbulkan koflik alokasi pada hard disk. Lebih baik menggunakan satu mode yang sama pada semua channel.
5. Sebaiknya Pilihan Overwrite Dibuat OFF
Mungkin ini sedikit aneh bagi Anda, tapi tidak ada salahnya jika dicoba. Alasan umumny adalah jika piliha ini dibuat ON, DVR diprediksi akan mengalami kesulitan dalam menentukan track awal pada saat memulai rekaman baru, karena track-track tadi sudah penuh dengan data-data sebelumnya. Akibatnya terjadi fragmentasi yang akan berujung pada timbulnya masalah, seperti DVR restart dengan sendirinya.
6. Lakukan Backup Data Saat Ada Kejadian Penting
Hal ini bertujuan untuk mencegah rekaman video penting terhapus dari hard disk. Ketika DVR macet maka Anda sudah mempunyai backup datanya.
7. Format Hard Disk Pada Saat Rekaman Baru
Usahakan untuk rajin melakukan format ulang hard disk ketika ingin memulai rekaman baru. Jika perlu simpan rekaman kejadian penting terlebih dahulu.
8. Khusus Untuk PC Base DVR Card, Manfaatkanlah Fungsi Auto Reboot
Pilihlah waktu reboot yang tepat dan Anda bisa mengawasinya. Sebagai contoh ketika Anda masuk kerja jam 08.00, maka buatlah DVR (PC) agar auto reboot jam 08.15 atau sekitar itu, sehingga apabila reboot gagal, Anda masih bisa melakukan cara manual untuk reboot. Tetapi jika Anda mengatur auto reboot pada jam malam dan proses reboot gagal akan menyebabkan kehilangan rekaman sampai besok pagi.
9. Pasang Jumper Watchdog
Jumper watchdog adalah kabel yang dipasang dari tombol reset pada PC ke DVR lalu diteruskan ke motherboard. Kadang pengguna lupa untuk memasang kabel ini, padahal fungsinya sangat penting untuk menjaga kestabilan kerja dari DVR. Setiap ada bus clocking antara DVR dan CPU dapat terdeteksi oleh sirkuit watchdog ini, sehingga PC bisa melakukan koreksi sendiri.
Kesimpulan:
Pada intinya meskipun DVR mampu bekerja 24 jam non-stop namun juga perlu pengawasan dan perawatan dari manusia. DVR apapun merknya dan kualitasnya perlu adanya pengontrolan rutin sesuai dengan kapasitas hard disk. Jika ditetapkan 1 minggu maka setiap minggu Anda harus cek DVR.
Demikianlah artikel tentang masalah pada DVR Stand Alone yang sering dikeluhkan oleh pelanggan, semoga bermanfaat dan jangan lupa share yah.
Bagikan informasi tentang Seputar Masalah Yang Sering Terjadi Pada DVR Stand Alone kepada teman atau kerabat Anda.
Belum ada komentar untuk Seputar Masalah Yang Sering Terjadi Pada DVR Stand Alone